Dari Pelosok Papua Selatan, SD YPPK Santo Petrus Wairu Uji Coba AI Dengan Semangat Membara

PGRIMAPPI.ORG – Mappi, 10 Mei 2025 — Suasana berbeda terlihat dalam proses belajar-mengajar di SD YPPK Santo Petrus Wairu Distrik Obaa Kabupaten Mappi Provinsi Papua Selatan pada tanggal 7–9 Mei 2025. Di tengah keterbatasan fasilitas dan lemahnya jaringan internet, sekolah ini melaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berlangsung tidak di dalam kelas, melainkan di bawah rindangnya pohon jeruk nipis di belakang perumahan guru.

(Photo source: Berto) Suasana Pembelajaran Berbasis AI di belakang perumahan Guru SD YPPK Santo Petrus Wairu

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolah, yang sangat mengapresiasi inisiatif penggunaan teknologi dalam pendidikan. Namun demikian, tantangan utama yang dihadapi adalah lemahnya koneksi internet di ruang kelas serta kurangnya perangkat seperti handphone untuk siswa.

Guru pendamping, Bapak Hubertus Pago atau yang akrab disapa Pak Berto, pada hari pertama mencoba memanfaatkan ruang kelas 5 untuk kegiatan belajar. Namun, jaringan internet yang sangat lemah memaksanya mencari lokasi alternatif. Dengan semangat tinggi, beliau menuntun para siswa menuju area di belakang rumah guru yang memiliki sinyal internet lebih baik. Tempat yang dipilih sederhana: hanya beralaskan tanah dan beratapkan langit, di bawah pohon jeruk nipis.

Tanpa meja dan kursi, proses belajar tetap berlangsung dengan semangat. Pak Berto menyediakan empat buah HP pribadinya untuk mendukung proses pembelajaran. Karena masih kurang, beliau mendorong siswa untuk meminjam perangkat dari keluarga mereka. Alhasil, terkumpul total 11 HP yang digunakan untuk belajar bersama.

Suasana Siswa Aktif Belajar.

Dalam kegiatan ini, siswa menggunakan berbagai aplikasi berbasis AI seperti WhatsApp (Meta AI dan Edubot), ChatGPT, dan Google. Sebelum siswa menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut, Pak Berto terlebih dahulu menjelaskan materi pelajaran sebagai dasar pemahaman, kemudian siswa diarahkan untuk menggunakan teknologi AI sebagai alat bantu eksplorasi dan pembuktian.

Pak Berto menyampaikan harapannya agar pemerintah segera memberikan dukungan fasilitas bagi sekolah, khususnya dalam penyediaan akses internet dan perangkat belajar. Menurutnya, pembelajaran berbasis teknologi akan jauh lebih efektif bila didukung oleh sarana yang memadai.

“Kami ingin anak-anak tidak tertinggal. Mereka harus mengenal dan bisa memanfaatkan teknologi, walaupun dari daerah terpencil,” ujar Pak Berto.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk menghadirkan inovasi dalam pendidikan. Semangat dan tekad para guru serta siswa menjadi modal utama dalam menembus batas dan tantangan zaman. (Tim Red).

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *